Jembatan Timbang Gewinn kali ini teringkas pada artikel majalah Sawit Indonesia edisi terbaru. Berikut beberapa kutipan paragraf awal dari artikel tersebut. Untuk artikel selengkapnya, dapatkan segera majalah Sawit Indonesia dari agen langganan anda.
Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sumber produk konsumsi yang digunakan secara global. Di Indonesia sendiri, hasil produk kelapa sawit merupakan industri kunci baik untuk dalam negeri maupun ke luar negeri.
Secara umum, pengolahan kelapa sawit dapat dimasukkan ke dalam 3 kategori yaitu Crude Palm Oil, Palm Kernel Oil, dan Oleochemicals. Ketiga pengolahan tersebut kemudian dapat menghasilkan berbagai produk kebutuhan umum seperti minyak goreng, pasta gigi, margarin, lilin, sabun, kosmetik, hingga arang dan kompos.
Berbagai hasil produk kelapa sawit tersebut merupakan produk konsumsi publik orang banyak. Karena itu peluang bisnis dalam industri ini sangat besar dan melibatkan jumlah pekerja dan keuntungan yang tidak sedikit.
Karena skala industri dan perputaran uang yang besar inilah, mengakibatkan industri kelapa sawit rentan terhadap praktik penipuan. Dan karena transaksi keuangan dalam industri kelapa sawit berdasarkan pada penimbangan berat, untuk memastikan transaksi yang adil dan benar digunakan suatu solusi yaitu Jembatan Timbang.
Sistem penimbangan truk pengangkut kelapa sawit seperti jembatan timbang dari GEWINN GOLD HOTAMA dapat membantu mencegah praktik penipuan, juga mengawasi dan mengontrol produktivitas industri kelapa sawit.
Bagaimana jembatan timbang GEWINN mencegah kerugian akibat praktik penipuan atau faktor kesalahan manusia lainnya ? Dengan memastikan nilai berat muatan kelapa sawit yang diangkut kendaraan muat merupakan nilai berat muatan seharusnya.
Dengan adanya alat penimbang ini, pemilik bisnis usaha industri kelapa sawit dapat terhindar dari potensi kerugian yang diakibatkan oleh selisih kelebihan maupun kekurangan muatan. Karena itu timbangan truk merupakan perangkat timbangan yang tidak dapat dihiraukan.
Prinsip kerja jembatan timbang juga cukup mudah. Kendaraan pengangkut produk misalnya truk berisi produk kelapa sawit harus melewati pos penimbangan dan berhenti di atas platform penimbang untuk beberapa menit, dimana kemudian dilakukan penghitungan berat truk beserta muatannya.
Setelah ditimbang, hasil berat truk beserta muatannya tersebut kemudian dibandingkan dengan berat truk sebelum terisi muatan. Hasil selisih dari kedua data berat tersebut merupakan berat dari muatan. Jika berat muatan tersebut tidak sesuai dengan standar perusahaan, maka muatan truk pengangkut tersebut harus kembali dibongkar ulang hingga berat muatan sesuai dengan standar.
Artikel lengkap dapat anda peroleh pada majalah Sawit Indonesia Vol. VI Edisi 65.